Oleh : Muhammad Kridaanto*)
Mendengar kata politik, kebanyakan orang akan membayangkan bahwa di sana hanya bermuara pada upaya perebutan kekuasaan dan intrik-intrik yang menghalalkan segala cara. Adanya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) maupun Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) adalah organisasi yang identik dengan dunia politik kampus di kalangan mahasiswa.
Di organisasi tersebut biasanya memiliki suatu “magnet” karena memiliki karakteristik yang berbeda dari organisasi kemaha-siswaan lain yang berkecimpung di dunia bakat-minat, penelitian maupun pengabdian masyarakat. Walaupun politik sering dikait-kan dengan jalan atau cara untuk meraih kekuasaan maupun kedudukan, tetapi perlu adanya suatu penyegaran wacana di kalangan mahasiswa sebagai elemen pemuda yang tidak akan terpisah dengan dunia politik.
Mungkin kita pernah mendengar ungkapan “kampus adalah miniatur sebuah negara,” dengan BEM sebagai lembaga yang bergerak di bidang eksekutif dan DPM bergerak di bidang legislatif. Saya masih teringat ketika mengikuti organisasi BEM, suasana yang beraroma politik akan tercium lebih tajam, berbeda ketika mengikuti organisasi bakat minat atau organisasi yang bergerak di bidang pengabdian masyarakat.
Politik dalam pandangan saya lebih ke arah proses dalam mencapai tujuan bersama dalam strategi dan tindakan yang matang. Dalam upaya tersebut kita lebih menuju usaha “mengarahkan” pandangan orang tentang cita-cita maupun tujuan kita agar dapat diperjuangkan secara bersama. Istilahnya dari sebuah masalah-masalah yang muncul, perlu ada inovasi dan kreatifitas baru sehingga ide yang muncul itu menjadi kesadaran bersama yang akhirnya menjadi tanggung jawab untuk memberi warna baru dalam meng-hadapi masalah secara bersama.
Perjalanan politik mahasiswa tentu berbeda dengan politik praktis di masyarakat. Potret kampus sebagai tempat belajar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tidak harus membuat politik yang dibangun sama dengan politik praktis. Politik mahasiswa lebih dibarengi dengan idealisme dan etika politik yang dijunjung tinggi. Etika politik ini menjaga agar tahap pembelajaran dalam berpolitik seorang mahasiswa tidak hanya bermuara pada tercapainya kekuasaan, tetapi lebih ke arah tujuan, ide dan cita-cita yang akan dilakukan ketika meraih kekuasaan.
Kecenderungan politik hanya dijadikan komoditas dalam meraih tujuan kelompok atau golongan harus dihindarkan. Yang akhirnya dapat membuat tujuan awal mengawal kebersamaan menjadi hilang, hingga akhirnya apatisme terhadap tujuan bersama semakin tinggi. Apatisme ini pula yang terjadi ketika dilakukan Pemilihan umum di lingkungan kampus, ketidakikutsertaan dalam menggunakan hak politik seorang mahasiswa sering terjadi. Upaya meraih kedudukan dan kekuasaan dengan menggunakan isu yang berbau SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) perlu diminmalisir bahkan dihilangkan.
Pencerdasan politik dan karakteristik politik kampus harus mampu menjadi warna yang berbeda. Karena dari kampus akan lahir para punggawa masa depan bangsa. Kalau sudah dimulai dengan politik yang baik, dan menjadikan kehidupan bernegara dalam tataran kam-pus ini dirasakan manfaatnya, tentu sosok aktivis ini akan memiliki daya tarik di masyarakat kelak.
Etika berpolitik harus ditanamkan kepada para aktivis kampus khususnya yang bergelut di politik kampus dan mahasiswa pada umumnya, sehingga ada kesadaran untuk tidak menggunakan politik Machiavelli yang menghalalkan segala cara.
Karena mahasiswa memiliki jiwa idealisme yang menggunakan politik dengan memperhatikan etika, moral dan norma. Saya teringat kata-kata Tan Malaka, salah satu Tokoh Bangsa ini “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.” Mungkin benar adanya kalau kita melihat politik dalam negara yang sering kehilangan ruh idealisme, maka jangan sampai ruh idealisme dalam politik mahasiswa hilang, yang terus menjunjung politik yang santun dan beretika.
*) Mahasiswa Fisika Unnes; Ketua IPNU Unnes 2012-2013
*) Mahasiswa Fisika Unnes; Ketua IPNU Unnes 2012-2013
Dimuat di Buletin Mingguan Mahasiswa EXPRESS Unnes tanggal 26 September 2013
0 komentar :
Posting Komentar
Berikan komentar Anda untuk tulisan di atas...,