Tampilkan postingan dengan label IPNU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IPNU. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 Oktober 2014

Meningkatkan Produktivitas melalui Teknologi


Kolom Poros Mahasiswa Koran Sindo Rabu  27  Agustus 2014
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Selain luas wilayah dan sumber daya manusia yang besar, bangsa ini dipandang juga sebagai bangsa yang besar. Namun, dekade terakhir mulai muncul masalah dalam ketersediaan energi dan pangan.
Dalam kerangka ini penting untuk melihat Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem kosmopolit dunia. Sangat perlu kiranya kita membuka diri dengan negara-negara lain. Teknologi yang berkembang dan diproduksi khususnya oleh negara maju telah menghasilkan alat-alat canggih dalam menghadapi krisis energi dan pangan.
Ini dapat dicontoh dari kebijakan negeri ini, praktik pengembangan varietas baru dalam dunia pertanian akan membuat ketahanan pangan kita dapat bertahan. Ini tentu dibutuhkan penelitian maupun teknologi yang modern demi menghasilkan varietas pangan yang lebih produktif dan tahan hama. Dari hasil varietas terbaik ini dapat digunakan sebagai bahan dalam merancang sistem ketahanan pangan yang berkelanjutan. Di tingkat lanjut swasembada pangan dan peningkatan daya saing global dari hasil pertanian melalui perluasan perdagangan ke negara-negara lain dapat dilakukan.
Pelajaran berharga dapat kita ambil dari sosok Norman Borlaug melalui Revolusi Hijau yang menyelamatkan jutaan orang dari bencana krisis pangan. Negeri ini juga memiliki ilmuwan-ilmuwan dari Institut Pertanian Bogor yang dapat mengembangkan jejak Revolusi Hijau. Lembaga riset di IPB dapat menjadi pionir dalam proses meneliti dan mengembangkan hasil-hasil pertanian melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan kepada para petani mengenai penggunaan bioteknologi pertanian juga hal yang penting. Penyuluh pertanian bertanggung jawab dalam membina para petani untuk selalu menggunakan teknologi modern guna meningkatkan produktivitas pertanian. Pemerintah juga berperan dalam mengawal harga-harga kebutuhan pertanian seperti bibit dan pupuk serta mengawal harga panen ketika anjlok.
Dalam bidang energi, penelitian terhadap energi alternatif dan manajemen energi merupakan hal vital untuk terus dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi energi.
Energi alternatif yang sedemikian banyak sebagai contoh pembangkit listrik tenaga air dan pembangkit listrik tenaga angin yang belum dioptimalkan. Sinar matahari juga mulai diteliti sehingga lahir  solar cell yang mulai menarik perhatian para ilmuwan-ilmuwan sehingga lahir mobil yang menggunakan energi matahari. Pendidikan mengenai lingkungan hidup juga perlu diberikan kepada masyarakat agar pengetahuan mengenai isu penggunaan energi, krisis energi, dan efisiensi energi sangat penting guna memberi gambaran masyarakat mengenai ketahanan energi.
Hingga memang pembangunan teknologi guna mencari energi alternatif menjadi hal yang penting. Dalam hal ini kiranya kita dapat belajar dari negara lain dalam manajemen energi. Mereka mulai meninggalkan ketergantungannya terhadap bahan bakar fosil sehingga perekonomiannya lebih kuat.
Permasalahan ketahanan energi dan pangan dapat diatasi dengan keoptimisan. Di satu sisi dengan membuka diri terhadap percaturan dunia guna melakukan perubahan teknologi secara efektif dan efisien

Jumat, 26 Juli 2013

Revitalisasi Peran Pelajar dalam Membangun Indonesia

Oleh : Muhammad Kridaanto *)


Berangkat dari tema Pelantikan IPNU-IPPNU Provinsi Jawa Tengah 7 Juli 2013, “Revitalisasi Peran Pelajar dalam Membangun Jawa Tengah”, kita perlu sadar bahwa generasi muda adalah cermin nasib bangsa di masa. Proses pembangunan dan berjalannya roda regenerasi merupakan hal yang penting dan perlu segera diperhatikan.

Berbagai kemajuan zaman tentu menuntut suatu perlakuan baru atas cara dan langkah yang akan ditempuh dalam menjalani kehidupan di masa sekarang. Seperti halnya pelajar masa kini yang tentu memiliki karakter dan tantangan yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Misalkan saja di era sekarang yang serba mengalami digitalisasi, merupakan sebuah dunia yang mempersempit jarak dan waktu. Generasi muda dalam hal ini pelajar terhanyut dalam lautan dunia maya. Sudah menjadi pemandangan biasa, bahwa anak muda sekarang lebih suka menggunakan sosial media seperti facebook, twitter, wechat, dan lainnya dibanding dengan berkumpul langsung untuk melakukan suatu proses sosial secara nyata. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa era sekarang adalah seperti itu, tak mungkin dibendung, tapi lebih dalam taraf bagaimana mengelola potensi tersebut.

Peran sebuah organisasi yang riil secara sosial memang dalam keadaan menurun. Media digital telah menjadi salah satu kekuatan besar dalam membangun gerakan maupun mempengaruhi publik terhadap suatu gagasan. Hal ini terlihat dari beberapa kasus yang berawal dari ide melalui internet seperti Kasus Koin Prita, #SaveKPK dan lain-lain lebih menggunakan media sosial online, sebagai suatu cara untuk menggerakkan banyak orang.

Di sinilah awal dari bagaimana potensi ini bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam rangka me-revitalisasi-kan kembali peranan generasi muda khususnya pelajar NU. Dalam kerangka memberikan kesadaran tentang bagaimana untuk merencanakan masa depan dirinya sekaligus mengembangkan pemikiran dan idenya dalam proses peranannya sebagai elemen masyarakat.

Revitalisasi Peran Kader IPNU-IPPNU

Salah satu organisasi yang berada di ranah pemberdayaan generasi muda ini yaitu IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama). Organisasi yang fokus dalam upaya untuk membina pelajar, santri dan mahasiswa yang notebene adalah generasi muda NU.

Generasi muda yang memiliki kapasitas intelektualitas yang dari proses mengenyam pendidikan tentu bermuara pada suatu upaya taktis untuk menghasilkan calon-calon pemimpin masa depan.

IPNU-IPPNU yang merupakan organisasi yang bersifat “mengurus” pelajar, aspek pengkaderan sesuai dengan khittah (visi dan misi) dan kultur keaswajaan yang meliputi bagaimana kader-kader yang dihasilkan memiliki paham Ahlus Sunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah yang mencakup aspek aqidah, syariah dan akhlak.

Tuntutan dari perubahan yang cepat selalu menimbulkan suatu paradigma yang berbeda di kalangan kaum muda NU. Sikap moderat yang menjadi patokan menjadi tumpuan dalam menghadapi perubahan dunyawiyah.

Estafet organisasi sebagai salah satu tumpuan melakukan proses pendewasaan baik secara mental maupun sosial melalui peranan generasi muda di IPNU-IPPNU.

Peranan generasi muda yang kini mulai dilirik menjadi sinyal positif atas berlakunya suatu hukum organisasi sebagai suatu pemegang peranan penting. Hal yang penting ketika melihat peranan kader-kader IPNU-IPPNU di kancah nasional. Melalui berbagai bidang yang menjadi bakat dan minatnya menjadikan pemberdayaan secara menyeluruh menjadi tumpuan bagi peranan organisasi dalam melihat peluang ini.

Bidang olahraga, ketrampilan, jurnalistik, kewirausahaan maupun yang berhubungan dengan teknologi menjadi bidang-bidang yang perlu dikembangkan agar nantinya penyaluran kader secara maksimal sesuai dengan minatnya dapat dicapai.

Rencana strategis dalam mencapai suatu tujuan awal harus diarahkan dengan jelas. Dan nantinya gerakan pengkaderan dan pemberdayaan generasi muda IPNU-IPPNU dapat terwujud. Akar dari permasalahan yang muncul memang membutuhkan suatu pola analisis secara komprehensif. Penggunaan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah suatu pola analisis yang cukup memadai dan efektif untuk meneliti suatu permasalahan dan mengambil langkah terbaik dalam perencanaan selanjutnya.

Dengan melihat indeks persebaran penduduk dalam kerangka umur, menunjukkan negara ini mendapatkan suatu bonus demografi yang berhubungan dengan jumlah generasi muda. Hal ini menjadi titik tolak dari kebangkitan peran generasi muda.

Dan tentunya organisasi IPNU-IPPNU dapat berperan dalam melakukan hal ini. Peluang yang sangat banyak dalam menggairahkan kembali semangat identitas ke-IPNU-IPPNU-an. Walaupun memang secara aspek sosial pasti terdapat suatu kendala-kendala yang perlu penanganan khusus.

Garis haluan IPNU-IPPNU yang menjadi “anak” dari Nahdlatul Ulama merupakan faktor yang harus mulai dikembalikan lagi. Di samping tetap memperluas cakupan pengkaderan.

Tindak lanjutnya dapat diberikan dalam melihat peluang akan peranan intelektual muda dalam membangun bangsa melalui pengembangan soft skills dan juga penggemblengan secara organisasi. Daya tarik IPNU-IPPNU yang unik dan khas harus tetap dimunculkan seperti kultur keagamaan ala NU. Para pelajar yang terus mengalami proses belajar baik secara akademik maupun organisatoris yang akan mampu membangun suatu mental sosial secara memadai. Perjuangan segera dimulai. Bergandengan tangan untuk menunjukkan kualitas dari kader muda NU. Hingga akhirnya dapat menjadikan IPNU-IPPNU menjadi organisasi kepelajaran yang dapat menunjukkan kiprah riilnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.





*Ketua IPNU Komisariat Universitas Negeri Semarang; Pengurus PW IPNU Provinsi Jawa Tengah bidang Kaderisasi


Senin, 03 Juni 2013

Menjadi Generasi Muda NU yang Produktif

Oleh : Muhammad Kridaanto*
Dimuat di Koran Suara NU Edisi 23/Maret/2013 

Dalam sejarah perjalanan bangsa ini selalu ada peran generasi muda yang menjadi salah satu komponen yang tidak pernah tertinggal. Berdirinya Budi Utomo, Peristiwa Sumpah Pemuda, Kemerdekaan Indonesia bahkan Reformasi dipelopori oleh mereka. Bahkan dalam sejarah dunia, pembuatan facebook dan twitter dibuat oleh pemuda.

Sampai-sampai Soekarno, sang Proklamator bangsa pernah berkata “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Fakta inilah yang seringkali terlupakan oleh generasi muda. Mereka memiliki kemampuan dan energi yang besar untuk memberikan perubahan-perubahan bagi lingkungan, negara bahkan dunia. Kemajuan sebuah bangsa selalu dimotori oleh pribadi-pribadi yang mempunyai integritas yang tinggi. Generasi muda sebagai calon-calon pemimpin bangsa masa depan harus mengambil porsinya dalam kemajuan bangsa ini. Generasi muda yang secara energi dan kreatifitas harus dapat menggunakannya untuk memajukan bangsa ini. Ketika masa muda hanya dihabiskan dengan berhura-hura atau bertindak yang kurang bermanfaat seperti hanya bermain game dan sebagainya, nampaknya harus dikurangi dan diganti dengan hal yang lebih bermanfaat.


IPNU-IPPNU sebagai Kawah Candradimuka Generasi Muda

Organisasi adalah tempat yang menurut saya paling ideal untuk menyalurkan energi masa muda dan mengembangkan diri menjadi pemuda masa depan.  Kenapa saya memilih organisasi? Karena dalam sebuah organisasi kita dapat saling bertukar pikiran, dapat berinteraksi dan berkomunikasi dalam tataran latihan bermasyarakat.

Di NU sendiri ada wadah ini, yaitu IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama). Dari tingkatan Ranting sampai Pusat ada organisasi ini. Melalui organisasi ini kita akan banyak belajar tentang organisasi, belajar untuk mengabdi dan berbuat untuk lingkungan kita.

Organisasi sebagai tempat pencarian dan penempaan bibit-bibit calon pemimpin dan pembinaan kepemimpinan bagi generasi muda. IPNU-IPPNU sebagai organisasi Badan Otonom yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama memiliki tanggung jawab ini. Melalui dinamisasi keorganisasian, generasi muda akan mulai belajar tentang banyak hal, mulai dari peningkatan soft skill, pengorbanan, kerja sama, bahkan melalui organisasi kita bisa mengenal banyak orang.

Saatnya Kader IPNU-IPPNU Berperan

Sebagai penutup mungkin sudah saatnya kader IPNU-IPPNU menunjukkan kontribusi untuk bisa membuat perbaikan bangsa ini. Menumbuhkan keorganisasian yang solid dan terus berusaha membangun peradaban baru yang lebih baik. Kader IPNU-IPPNU harus berjuang untuk berproses menjadi generasi muda yang memiliki kecerdasan dan kreativitas yang memadai.

Pertanyaannya selanjutnya adalah bagaimana kader IPNU-IPPNU sebagai generasi muda bangsa mampu menjawab tantangan masa depan bangsa ini. Mungkin kita perlu merenungkan kata-kata salah seorang pemimpin bangsa ini KH Abdurrahman Wahid yang pernah memberi amanat: “Sebagai generasi muda, Anda harus memahami apa yang terjadi sekarang dan mampu memahami apa yang akan terjadi pada masa-masa yang akan datang. Sesuaikanlah peranan Anda semua untuk masa-masa yang akan datang dengan tidak kehilangan pertalian  dengan masa lampau”.

Masa depan adalah milik generasi muda, dan generasi muda yang memiliki integritas moral, cerdas, kreatif, berdedikasi kepada bangsa dan dibekali pengetahuan adalah jawaban untuk menjadi generasi muda yang produktif dan menjadi penggerak bangsa ini ke masa depan yang lebih baik. Salam Belajar Berjuang dan Bertaqwa


Muhammad Kridaanto, Ketua IPNU Komisariat Universitas Negeri Semarang tahun 2013