Oleh : Muhammad Kridaanto *)
Berangkat dari tema Pelantikan IPNU-IPPNU Provinsi Jawa Tengah 7 Juli
2013, “Revitalisasi Peran Pelajar dalam Membangun Jawa Tengah”, kita
perlu sadar bahwa generasi muda adalah cermin nasib bangsa di masa.
Proses pembangunan dan berjalannya roda regenerasi merupakan hal yang
penting dan perlu segera diperhatikan.
Berbagai kemajuan zaman
tentu menuntut suatu perlakuan baru atas cara dan langkah yang akan
ditempuh dalam menjalani kehidupan di masa sekarang. Seperti halnya
pelajar masa kini yang tentu memiliki karakter dan tantangan yang
berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Misalkan saja di
era sekarang yang serba mengalami digitalisasi, merupakan sebuah dunia
yang mempersempit jarak dan waktu. Generasi muda dalam hal ini pelajar
terhanyut dalam lautan dunia maya. Sudah menjadi pemandangan biasa,
bahwa anak muda sekarang lebih suka menggunakan sosial media seperti
facebook, twitter, wechat, dan lainnya dibanding dengan berkumpul
langsung untuk melakukan suatu proses sosial secara nyata. Memang tidak
bisa dipungkiri bahwa era sekarang adalah seperti itu, tak mungkin
dibendung, tapi lebih dalam taraf bagaimana mengelola potensi tersebut.
Peran
sebuah organisasi yang riil secara sosial memang dalam keadaan menurun.
Media digital telah menjadi salah satu kekuatan besar dalam membangun
gerakan maupun mempengaruhi publik terhadap suatu gagasan. Hal ini
terlihat dari beberapa kasus yang berawal dari ide melalui internet
seperti Kasus Koin Prita, #SaveKPK dan lain-lain lebih menggunakan media
sosial online, sebagai suatu cara untuk menggerakkan banyak orang.
Di
sinilah awal dari bagaimana potensi ini bisa dimanfaatkan secara
maksimal dalam rangka me-revitalisasi-kan kembali peranan generasi muda
khususnya pelajar NU. Dalam kerangka memberikan kesadaran tentang
bagaimana untuk merencanakan masa depan dirinya sekaligus mengembangkan
pemikiran dan idenya dalam proses peranannya sebagai elemen masyarakat.
Revitalisasi Peran Kader IPNU-IPPNU
Salah
satu organisasi yang berada di ranah pemberdayaan generasi muda ini
yaitu IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar
Putri Nahdlatul Ulama). Organisasi yang fokus dalam upaya untuk membina
pelajar, santri dan mahasiswa yang notebene adalah generasi muda NU.
Generasi
muda yang memiliki kapasitas intelektualitas yang dari proses mengenyam
pendidikan tentu bermuara pada suatu upaya taktis untuk menghasilkan
calon-calon pemimpin masa depan.
IPNU-IPPNU yang merupakan
organisasi yang bersifat “mengurus” pelajar, aspek pengkaderan sesuai
dengan khittah (visi dan misi) dan kultur keaswajaan yang meliputi
bagaimana kader-kader yang dihasilkan memiliki paham Ahlus Sunnah wal
Jama’ah An-Nahdliyah yang mencakup aspek aqidah, syariah dan akhlak.
Tuntutan
dari perubahan yang cepat selalu menimbulkan suatu paradigma yang
berbeda di kalangan kaum muda NU. Sikap moderat yang menjadi patokan
menjadi tumpuan dalam menghadapi perubahan dunyawiyah.
Estafet
organisasi sebagai salah satu tumpuan melakukan proses pendewasaan baik
secara mental maupun sosial melalui peranan generasi muda di IPNU-IPPNU.
Peranan
generasi muda yang kini mulai dilirik menjadi sinyal positif atas
berlakunya suatu hukum organisasi sebagai suatu pemegang peranan
penting. Hal yang penting ketika melihat peranan kader-kader IPNU-IPPNU
di kancah nasional. Melalui berbagai bidang yang menjadi bakat dan
minatnya menjadikan pemberdayaan secara menyeluruh menjadi tumpuan bagi
peranan organisasi dalam melihat peluang ini.
Bidang olahraga,
ketrampilan, jurnalistik, kewirausahaan maupun yang berhubungan dengan
teknologi menjadi bidang-bidang yang perlu dikembangkan agar nantinya
penyaluran kader secara maksimal sesuai dengan minatnya dapat dicapai.
Rencana
strategis dalam mencapai suatu tujuan awal harus diarahkan dengan
jelas. Dan nantinya gerakan pengkaderan dan pemberdayaan generasi muda
IPNU-IPPNU dapat terwujud. Akar dari permasalahan yang muncul memang
membutuhkan suatu pola analisis secara komprehensif. Penggunaan analisis
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) adalah suatu pola
analisis yang cukup memadai dan efektif untuk meneliti suatu
permasalahan dan mengambil langkah terbaik dalam perencanaan
selanjutnya.
Dengan melihat indeks persebaran penduduk dalam
kerangka umur, menunjukkan negara ini mendapatkan suatu bonus demografi
yang berhubungan dengan jumlah generasi muda. Hal ini menjadi titik
tolak dari kebangkitan peran generasi muda.
Dan tentunya
organisasi IPNU-IPPNU dapat berperan dalam melakukan hal ini. Peluang
yang sangat banyak dalam menggairahkan kembali semangat identitas
ke-IPNU-IPPNU-an. Walaupun memang secara aspek sosial pasti terdapat
suatu kendala-kendala yang perlu penanganan khusus.
Garis haluan
IPNU-IPPNU yang menjadi “anak” dari Nahdlatul Ulama merupakan faktor
yang harus mulai dikembalikan lagi. Di samping tetap memperluas cakupan
pengkaderan.
Tindak lanjutnya dapat diberikan dalam melihat
peluang akan peranan intelektual muda dalam membangun bangsa melalui
pengembangan soft skills dan juga penggemblengan secara
organisasi. Daya tarik IPNU-IPPNU yang unik dan khas harus tetap
dimunculkan seperti kultur keagamaan ala NU. Para pelajar yang terus
mengalami proses belajar baik secara akademik maupun organisatoris yang
akan mampu membangun suatu mental sosial secara memadai. Perjuangan
segera dimulai. Bergandengan tangan untuk menunjukkan kualitas dari
kader muda NU. Hingga akhirnya dapat menjadikan IPNU-IPPNU menjadi
organisasi kepelajaran yang dapat menunjukkan kiprah riilnya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
*Ketua IPNU Komisariat Universitas Negeri Semarang; Pengurus PW IPNU Provinsi Jawa Tengah bidang Kaderisasi
0 komentar :
Posting Komentar
Berikan komentar Anda untuk tulisan di atas...,