Peranan
Keterampilan Bahasa Inggris sebagai
Strategi
Kontributif dalam Mengembangkan
Daya
Saing Pemuda di Era Global
Oleh: Muhammad Kridaanto*
Sekarang ini kita telah memasuki
era globalisasi. Batasan geografis seakan menyempit dan arus informasi bergerak
kian cepat. Senada dengan hal tersebut Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan mendefinisikan
globalisasi sebagai proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari
integrasi transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan
non-manusia. Salah satu imbas dari
globalisasi adalah iklim kompetisi yang semakin bebas. Hal ini terjadi lantaran
teknologi modern dan informasi yang sebegitu cepat dalam masyarakat dunia dewasa
ini. Manusia yang hidup di era globalisasi ini memang berada dalam sebuah
kombinasi yang kompleks karena interaksi antar manusia-antar bangsa, sehingga tuntutan
atas diri dan identitas diri seringkali menjadi kabur. Interaksi antar bangsa
yang sedemikian dinamis membutuhkan perencanaan yang matang. Komunitas global
adalah efek dari interaksi yang terjadi antar bangsa. Di sinilah preferensi
(kecenderungan) globalisasi bergeser
menjadi kompetisi global.
Mengutamakan pembangunan
dengan menyediakan fasilitas di bidang kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, dan
lingkungan adalah sebuah gagasan penting untuk menyambut persaingan global. Dalam
hal ini peningkatan kesadaran dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) selayaknya
ditempatkan dalam prioritas utama. Artinya pembangunan manusia Indonesia disusun
dengan berorientasi pada wawasan nasional dan global. Apalagi bonus demografi
yang sedang dinikmati negara kita, bonus
yang kita dinikmati sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif
(rentang usia 15-64 tahun) dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Dengan
komposisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa jumlah generasi muda atau pemuda
di negara kita sedang berada dalam kuantitas yang besar, tinggal bagaimana
dapat membekali pemuda untuk memajukan kualitas menjadi semakin baik.
Lalu bagaimana posisi pemuda
kita di tengah-tengah perkembangan dunia
yang begitu pesat?
Dengan kondisi yang semakin kompetitif
dalam skala regional maupun global, kemampuan dalam bidang pengetahuan, wawasan,
dan komunikasi harus dimiliki oleh para
pemuda. Dunia yang terus berubah perlu dihadapi pemuda dengan dinamis. Dimana kesadaran
dalam membentuk kualitas diri sebagai ekstensifikasi (perluasan) kemampuan
dalam membekali diri. Dengan memperhatikan kenyataan yang ada, perlu kiranya
segera merumuskan langkah-langkah baru. Untuk menumbuhkan motivasi yang kuat
dan semangat dalam bekerja dengan kesadaran dan peningkatan kemampuan diri menjadi
pemuda yang unggul.
Bahasa
sebagai Gerbang Peningkatan Diri
Seorang sosiolog dari Jerman,
Jurgen Habermas dalam bukunya “Knowledge
and Interest” (1968), mengemukakan bahwa ada tiga sarana dasar yang bekerja
dalam pembentukan ketahanan, penyelamatan, dan pengembangan masyarakat, yaitu kerja
(arbeit), bahasa (sprache) dan impinan (herrschaft). Habermas juga menyatakan
bahwa dengan berbahasa manusia mencapai pemahaman (verstehen) dan kemufakatan (verstaendigung),
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap warga masyarakat. Bahasa adalah
sarana paling mendasar dari proses penghantaran adat/tradisi, termasuk
penyampaian segala bentuk hasil kebudayaan serta teknik membudaya, bahkan
sarana dasar penerus segala citra yang telah terwujud, dilestarikan, dan
diwariskan oleh suatu masyarakat.
Bahasa menjadi “a key to the world”, dimana akses komunikasi
dan informasi akan terjalin melalui perantara bahasa. Persaingan global ini juga memiliki
keterkaitan secara erat dengan kemampuan berbahasa. Artinya bahasa
internasional menjadi suatu kebutuhan penting untuk berkomunikasi, menggali/memperoleh
informasi maupun berbagi informasi. Saya mengutip dari laman id.wikipedia.org bahwa bahasa Inggris menjadi
bahasa yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Luasnya penggunaan bahasa
Inggris juga disebabkan oleh penyebaran kebudayaan dan teknologi Amerika
Serikat yang mendominasi di sepanjang abad ke-20. Hal ini yang menyebabkan
bahasa Inggris menjadi bahasa utama dan secara tidak resmi dianggap sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di
berbagai belahan dunia.
Kelemahan penguasaan bahasa Inggris
merupakan salah satu sebab dari kurang greget
daya saing SDM kita di kancah internasional. Alienasi atau keterasingan manusia
dari masyarakat dunia yang semakin maju seakan melanda negara kita dengan
sindrom “gagap bahasa”. Padahal Indonesia saat ini berada dalam kepungan
persaingan global yang begitu masif. Hal inilah yang menjadi penyebab
perkembangan pengetahuan dan teknologi berjalan lamban. Padahal teknologi dan
keilmuan modern masa kini berkembang pesat di luar negeri dan bahasa yang
paling memungkinkan sebagai “jembatan penghubung” pengetahuan yang digunakan
ialah bahasa Inggris.
Upaya mewujudkan daya saing
pemuda melalui peningkatan keterampilan bahasa Inggris merupakan salah satu langkah
konkrit untuk mengejar ketertinggalan dan memperkaya pengetahuan melalui akses informasi. Pendidikan dan pelatihan
keterampilan berbahasa Inggris menjadi urgensi untuk kesiapan dalam menghadapi
era globalisasi.
Bahasa Inggris adalah bahasa
universal seluruh negara. Terdapat relevansi antara kemampuan berbahasa Inggris
dalam membuka pencerahan terhadap dunia global, karena penguasaan pengetahuan
kita tentang dunia lebih mudah diperoleh dengan kecakapan menguasai bahasa
internasional tersebut. Ini dapat menjadi langkah untuk keluar dari kejumudan
dan melakukan lompatan besar. Di satu sisi keterampilan berbahasa Inggris
dibutuhkan pemuda untuk menyerap pengetahuan dalam literatur-literatur luar
negeri yang lebih maju. Di sisi lain ide dan gagasan kreatif yang ada dibenak pemuda
akan tersebar ke ruang yang lebih luas melalui penggunaan bahasa internasional
dalam karya yang dihasilkan. Bahkan bisa saja ide kita akan menunjang peningkatan
kemajuan dunia yang lebih kompleks.
Keterampilan bahasa Inggris
sebagai bahasa internasional dapat dipahami pula dalam dua dimensi, yaitu
cakupan (scope) maupun kekuatan atau
kapasitas (strength). Di sinilah pemuda
dengan kemampuan berbahasa Inggris dapat memiliki akses informasi mengenai pengetahuan,
teknologi, dan kemajuan yang berguna untuk meningkatkan nilai tambah kualitas
diri. Kemampuan beradaptasi dalam melihat horizon dunia juga menjadi lebih luas.
Di samping interpretasi terhadap dunia dan wawasan, serta berpartisipasi dalam
membangun keilmuan.
Pemuda sebagai arsitek
peradaban benar-benar terwujud dengan peranan, kemampuan, dan kesanggupan untuk
membawa nama baik bangsa ke hadapan bangsa lain. Kita tahu pula bahwa pengaruh
dan dampak (magnitude)-nya secara
berkelanjutan dari peranan dan kemampuan pemuda dalam kancah internasional akan
membuat harum nama bangsa.
Pemuda
Berkualitas dan Berwawasan Global
Manusia Indonesia dikenal memiliki
etos kerja yang tinggi, tetapi masih belum mengembangkan pemikiran dan potensi yang
ada dalam dirinya. Kualifikasi yang cukup sebagai bekal persaingan di era
global salah satunya adalah mampu berkomunikasi secara internasional dan
memiliki wawasan luas. Potensi ini akan memacu daya cipta (kreativitas) dan pembaruan
(inovasi) dengan peran pemuda untuk menjadi pendorong lahirnya sumber daya manusia
yang berkualitas. Apalagi bahasa Inggris lebih dominan digunakan di forum
internasional.
Peranan bahasa Inggris dalam
meningkatkan daya saing nasional dapat dilakukan pula dengan upaya untuk membumikan
ilmu-ilmu impor. Sehingga terbentuk orientasi ke depan dengan munculnya
gagasan-gagasan baru untuk mewujudkan transformasi realitas (budaya dan
pengetahuan-keilmuan) yang ditunjang oleh kebijakan yang koheren mengenai
riset, pengembangan pengetahuan, dan teknologi. Dalam kondisi sekarang, perlu konsentrasi
dalam meningkatkan daya saing global dan membuka diri pada dunia untuk
mengembangkan basis teknologi dan keilmuan.
Perenungan dan konsiderasi
yang mantab memang masih belum tercapai melalui tulisan ini dalam menggarap
gagasan peran bahasa Inggris dan daya saing pemuda di era global. Oleh karena
itu, semoga energi kita untuk terus melontarkan gagasan-gagasan yang lebih demi
kemajuan bangsa tercinta di kancah internasional dapat berkembang dan tumbuh
secara berkelanjutan. Agar upaya untuk memberikan arahan pemuda dalam
memproyeksikan dirinya ke masa depan.
Narasi perubahan persaingan yang mengalir deras seiring dengan kebijakan
pasar global maupun akses terhadap informasi yang luas memberikan peluang yang
sama dalam kompetisi global. Pemuda juga harus mulai menggiatkan penelitian dan
pengembangan teknologi lokal yang berdaya saing global dengan tetap mengelola
modal kapasitas keilmuan.
Menyambut era global dengan optimistik,
tanggap menghadapi perubahan dan memupuk
semangat persaudaraan global sehingga terbentuk pola kehidupan kebudayaan
masyarakat yang bersifat transkultural. Globalisasi bukanlah sebuah ancaman,
tapi ini sebuah tantangan bagi kegiatan berpikir dan berkarya. Kita harus
berbenah! Dan menganggap ini bagian dari berlomba-lomba dalam kebaikan.
Salah satu lembaga
pendidikan yang ikut andil dalam upaya membantu pemuda dalam pengembangan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa Inggris adalah WE Academy Saung Inggris.
Sekolah ini terletak di Jalan Geger Arum 101 Sukasari Isola - Bandung, Belakang
Kampus UPI Kota Bandung, yang memiliki visi “Menjadi Sekolah Alam Pendidikan
Bahasa Inggris Terbaik di Indonesia yang Berbasis Kearifan Lokal”. Hal inilah
yang membuat Wisdomnesia English (Saung Inggris) sebagai International Language Academy memiliki
keunggulan dalam rangka mempersiapkan pemuda dalam menghadapi tantangan global.
Berbagai program menarik seperti Public
Speaking; Job/Academic Interview; TOEFL Preparation; English for Kids;
Intensive Class and Privat dengan tidak
melupakan aspek penting yaitu penanaman nilai-nilai kearifan lokal membuat
sekolah ini lebih memiliki keunggulan dalam memberikan keterampilan bahasa Inggris sebagai strategi
kontributif dalam mengembangkan daya saing pemuda di era global. Sehingga
pemuda yang ingin belajar di luar negeri ataupun bekerja dapat berkomunikasi, membaca dan menulis
dengan bahasa Inggris.
Bung Karno pernah berkata “Beri
aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia!”, dengan kemampuan kita sebagai
pemuda dalam berbahasa Inggris maka bukan tidak mungkin kepercayaan bung Karno
kepada pemuda bukan hanya menjadi jargon agitasi tetapi akan terealisasi dengan
semangat menaklukan dunia dengan cita rasa Indonesia. Salam Pemuda Indonesia!
Tulisan ini dibuat untuk
mengikuti “Saung Inggris National Essay Competition 2015” yang
diselenggarakan www.wisdomnesiaenglish.com
WE Academy
Saung Inggris Bandung
We Speak Scholarship #SaungInggris www.wisdomnesiaenglish.com
085659932860 / 7efa9b71
Google & FB ketik Saung Inggris
@wisdomnesiaEC
Esai ini menjadi Juara ke-3 ( Pengumuman Saung Inggris National Essay Competition )
0 komentar :
Posting Komentar
Berikan komentar Anda untuk tulisan di atas...,