Senin, 03 Juni 2013

Menjadi Generasi Muda NU yang Produktif

Oleh : Muhammad Kridaanto*
Dimuat di Koran Suara NU Edisi 23/Maret/2013 

Dalam sejarah perjalanan bangsa ini selalu ada peran generasi muda yang menjadi salah satu komponen yang tidak pernah tertinggal. Berdirinya Budi Utomo, Peristiwa Sumpah Pemuda, Kemerdekaan Indonesia bahkan Reformasi dipelopori oleh mereka. Bahkan dalam sejarah dunia, pembuatan facebook dan twitter dibuat oleh pemuda.

Sampai-sampai Soekarno, sang Proklamator bangsa pernah berkata “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Fakta inilah yang seringkali terlupakan oleh generasi muda. Mereka memiliki kemampuan dan energi yang besar untuk memberikan perubahan-perubahan bagi lingkungan, negara bahkan dunia. Kemajuan sebuah bangsa selalu dimotori oleh pribadi-pribadi yang mempunyai integritas yang tinggi. Generasi muda sebagai calon-calon pemimpin bangsa masa depan harus mengambil porsinya dalam kemajuan bangsa ini. Generasi muda yang secara energi dan kreatifitas harus dapat menggunakannya untuk memajukan bangsa ini. Ketika masa muda hanya dihabiskan dengan berhura-hura atau bertindak yang kurang bermanfaat seperti hanya bermain game dan sebagainya, nampaknya harus dikurangi dan diganti dengan hal yang lebih bermanfaat.


IPNU-IPPNU sebagai Kawah Candradimuka Generasi Muda

Organisasi adalah tempat yang menurut saya paling ideal untuk menyalurkan energi masa muda dan mengembangkan diri menjadi pemuda masa depan.  Kenapa saya memilih organisasi? Karena dalam sebuah organisasi kita dapat saling bertukar pikiran, dapat berinteraksi dan berkomunikasi dalam tataran latihan bermasyarakat.

Di NU sendiri ada wadah ini, yaitu IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama). Dari tingkatan Ranting sampai Pusat ada organisasi ini. Melalui organisasi ini kita akan banyak belajar tentang organisasi, belajar untuk mengabdi dan berbuat untuk lingkungan kita.

Organisasi sebagai tempat pencarian dan penempaan bibit-bibit calon pemimpin dan pembinaan kepemimpinan bagi generasi muda. IPNU-IPPNU sebagai organisasi Badan Otonom yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama memiliki tanggung jawab ini. Melalui dinamisasi keorganisasian, generasi muda akan mulai belajar tentang banyak hal, mulai dari peningkatan soft skill, pengorbanan, kerja sama, bahkan melalui organisasi kita bisa mengenal banyak orang.

Saatnya Kader IPNU-IPPNU Berperan

Sebagai penutup mungkin sudah saatnya kader IPNU-IPPNU menunjukkan kontribusi untuk bisa membuat perbaikan bangsa ini. Menumbuhkan keorganisasian yang solid dan terus berusaha membangun peradaban baru yang lebih baik. Kader IPNU-IPPNU harus berjuang untuk berproses menjadi generasi muda yang memiliki kecerdasan dan kreativitas yang memadai.

Pertanyaannya selanjutnya adalah bagaimana kader IPNU-IPPNU sebagai generasi muda bangsa mampu menjawab tantangan masa depan bangsa ini. Mungkin kita perlu merenungkan kata-kata salah seorang pemimpin bangsa ini KH Abdurrahman Wahid yang pernah memberi amanat: “Sebagai generasi muda, Anda harus memahami apa yang terjadi sekarang dan mampu memahami apa yang akan terjadi pada masa-masa yang akan datang. Sesuaikanlah peranan Anda semua untuk masa-masa yang akan datang dengan tidak kehilangan pertalian  dengan masa lampau”.

Masa depan adalah milik generasi muda, dan generasi muda yang memiliki integritas moral, cerdas, kreatif, berdedikasi kepada bangsa dan dibekali pengetahuan adalah jawaban untuk menjadi generasi muda yang produktif dan menjadi penggerak bangsa ini ke masa depan yang lebih baik. Salam Belajar Berjuang dan Bertaqwa


Muhammad Kridaanto, Ketua IPNU Komisariat Universitas Negeri Semarang tahun 2013

Sabtu, 01 Juni 2013

Mahasiswa Meneropong Pilgub

Oleh : MUHAMMAD KRIDAANTO

Drama pementasan telah dimulai, lampu-lampu gemerlap dan berbagai interior di pajang untuk memeriahkan acara yang digelar empat tahunan tersebut.

Inilah drama kehidupan yang bernama Pemilihan Gubernur atau Pilkada Jawa tengah. Dengan tenggang waktu yang terus mendekat, atmosfernya sudah demikian terasa di telinga, mata dan hati kita. Gelaran akbar yang bernama pesta demokrasi untuk rakyat ini akan diadakan tanggal 26 Mei 2013.

Rakyat yang akan diberikan pesta ini nampaknya belum terlalu mengetahuinya. Entah karena tidak mau tahu atau ketinggalan informasi. Salam satu elemen dari masyarakat adalah mahasiswa. Mahasiswa dianggap sebagai salah satu elemen masyarakat yang memiliki potensi dan peran yang dianggap lebih memadai.

Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebutkan ada lima fungsi kaum intelektual, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayan dan bersama mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik. Mahasiswa menjadi objek maupun subjek yang demikian potensial dalam memberikan suatu power maupun kesigapan dalam drama kegiatan kali ini. Peran mahasiswa yang berada di struktur tengah, memiliki kemampuan untuk menyambung kepentingan elit dan rakyat jelata. Mereka memiliki kemampuan bahasa yang lengkap, mampu berkomunikasi dengan birokrasi, tapi juga mampu menampung suara yang di bawah.

Dalam percaturan politik tahun ini, yang melibatkan euforia yang demikian bombastis akan berpengaruh terhadap gerak mahasiswa, apalagi boleh dibilang inilah tahun politk yang super panjang menjelang 2014. Maka mahasiswa memiliki kunci dan peran yang demikian dahsyat dalam memanfaatkan hal ini untuk kepentingan rakyat atau sebaliknya.

Mahasiswa bukanlah alat komunikasi politik yang hanya sekedar menyambungkan kepentingan kaum elit ke tengah-tengah masyarakat dengan kata-kata yang indah. Tetapi Mahasiswa adalah suatu filter dalam koridor alat komunikasi politik yang memiliki power untuk mengubah kepentingan politik menjadi kepentingan bersama rakyat. Hal ini tidak dapat diwujudkan dengan orientasi mahasiswa yang menjadi pelayan-pelayan komunikasi layaknya sebuah provider telekomunikasi yang profit oriented. Pengetahuan dan keberanian yang khas ala mahasiswa mampu menjadi dasar dari munculnya pemimpin daerah yang berkompeten.

Dan tentu layaknya seorang yang sedang memilih maka proyeksi yang menjadi targetan harus diketahui secara benar. Di sinilah teropong itu harus dimiliki, meneropong dan lakukan yang terbaik untuk Jawa Tengah, karena rakyat akan menitipkan amanah kepada mahasiswa sebagai seorang peneropong sekaligus penyampai kepentingan masyarakat Jawa Tengah.

MUHAMMAD KRIDAANTO (Mahasiswa UNNES angkatan 2010)