Sabtu, 29 November 2014

Kasih Sayang Ibu

Oleh : Muhammad Kridaanto




Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia



Sebuah lagu singkat yang berjudul “Kasih Ibu” ini tak sesederhana liriknya. Ada pelajaran, hikmah dan nilai moral yang mendalam dan bermakna. Begitu banyak kisah dan untaian kata dalam peradaban dunia yang mengungkap ucapan “terima kasih ibu” atau “Maafkan aku ibu”. Memang kasih sayang seorang ibu tidak akan dapat dibalas dengan kekayaan apapun, karena cintanya abadi. Menembus ruang dan zaman.

Begitu pula denganku. Ada banyak cerita mengenai ibuku, karena beliau selalu di sisiku. Mengarahkan langkahku agar tak salah. Walau wejangan-wejangan yang terkadang membuatku jemu, tetapi tujuannya tentu saja untuk meluruskan kembali langkahku. Tapi semakin lama semakin kumengerti tentang alasan kenapa beliau begitu memperhatikan anak-anaknya, tak lain karena hati yang begitu halus dan kepedulian yang begitu besar. Kasih sayangnya seluas samudera.
Belum begitu lama peristiwa kecelakaan yang kualami. Kira-kira sekitar lima bulan yang lalu, saat aku terpaksa beradu dengan kerasnya aspal jalanan. Kejadian kecelakaan itu menjadi pelajaran berharga untukku. Menjaga keselamatan saat berlalu lintas dengan tidak memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Walaupun masih pagi sekitar pukul 05.00, aku sudah bersiap-siap memanaskan mesin sepeda motor untuk bergegas sampai di rumah. Perjalanan dari kos dekat kampus hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke kampung halaman. Sudah sekitar satu bulan aku tak pulang, selain karena tugas kuliah yang banyak, aktivitas di beberapa organisasi mengharuskanku untuk menikmati beberapa weekend di kawasan kampus. Nah, selain karena persediaan uang bulanan yang menipis juga penyakit homesick (rindu kampung halaman) yang membawaku ingin cepat pulang.
Setelah memasukkan beberapa barang ke dalam tas, akhirnya aku segera melajukan sepeda motorku. Udara yang masih sejuk dan sepinya jalanan menjadikan aku bagaikan seorang raja yang menguasai jalanan. Cukup kuat kutarik gas motor hingga mencapai kelajuan lebih dari 80 km/jam. Tetapi Musibah tak dapat ditampik. Tiba-tiba saja motorku masuk ke sebuah lubang jalan yang menganga besar, tanpa sempat aku menghindarinya. Sontak motorku melompat dan jatuh bersama dengan badanku yang masih memegang motor dengan kuat.
Brukkk…., motorku jatuh terseret beberapa meter, sementara aku juga mendengar suara helmku yang berbenturan dengan aspal. Kaki kiriku terapit oleh bodi motor sehingga aku tak bisa bangun. Terjepit.
Untunglah di dekat tempat kejadian ada dua orang bapak yang segera menolongku. Aku diangkat menuju sebuah tempat duduk warung di dekat tempat kejadian dan memposisikan tubuhku dalam posisi terlentang. Aku meringis kesakitan dan kulihat kakiku yang sedang asyik mengucurkan darah dan celana yang robek. Rasa pegal segera menyelimuti kaki, tetapi aku masih bersyukur helm yang kupakai masih setia menyelamatkan kepalaku dari kerasnya aspal jalanan.
Tak berselang lama sekitar 20 menit, sambil tiduran aku mengobrol dengan dua orang bapak yang menolongku. Sedikit demi sedikit aku memulihkan kondisiku, apalagi setelah aku diberitahu bahwa sepeda motorku masih normal, hanya kaca lampu depan dan bodi bagian depan yang pecah.
Sebelum kakiku semakin pegal dan kram, aku putuskan untuk meneruskan perjalanan lagi. Walaupun kedua bapak itu melarang dan menyuruhku untuk menelepon keluarga untuk menjemputku, tapi aku meyakinkan mereka bahwa kondisiku masih cukup stabil.
Aku melihat jam di handphone yang menunjukkan 07.30, artinya di rumahku sudah kosong karena orang tua pasti sudah berangkat kerja. Dengan berusaha meyakinkan kedua bapak itu, akhirnya aku meneruskan perjalanan ke rumah. Sekarang aku melajukan motorku dengan cukup pelan, karena luka di tangan yang cukup perih sehingga akhirnya sekitar pukul 08.30 aku sampai juga di rumah.
Sampai di rumah ternyata sudah ada adikku yang juga pulang kampung dari tempat dia kuliah. Segera aku tiduran dan dirawat olehnya. Luka dari kecelakaan itu memang cukup banyak. Hampir bagian kaki dan tangan ikut terkena benturan dengan aspal. Setelah luka yang dibersihkan dan diberi PPPK agar tidak infeksi, lalu aku tertidur.
Sekitar waktu zuhur aku terbangun, tepat ketika ibu masuk rumah dan melihatku dengan kondisi luka-luka.
Ibu sontak berucap, “Ya Allah, kenapa itu nak? Kok sampai seperti itu?”
Dengan membenarkan posisi dudukku, aku menghela nafas sebentar dan menjawab, “Iya bu, tadi pagi aku jatuh dari motor tapi cuma luka, tidak apa-apa.”
Ibu begitu khawatir, berbagai pertanyaan ditujukan, mulai dari kecelakaan sampai mengecek bagian dari tubuhku yang mana saja yang sakit. Tak selang begitu lama bapak juga pulang dari kantor, beliau juga terkejut melihat anaknya terkapar di kasur dengan luka-luka. Tetapi keterkejutan bapak tidak seheboh ibuku. Bahkan ibu segera meminta bapak untuk mengantarkanku mengecek kondisi secara medis di rumah sakit. Kekhawatiran ibu memang kelihatan sekali dengan kondisi anaknya.
Hampir dua minggu aku terkapar di kasur, rasa nyeri ketika berjalan membuatku begitu hati-hati. Dan selama dua minggu ibu selalu memberikan perhatian, mulai dari makanan dan asupan gizi, bahkan meminta ayahku memanggil tukang pijat untuk mengecek apakah ada bagian tubuh yang terkilir. Kasih Ibu memang luar biasa besar, di waktu beliau yang begitu padat, kasih sayangnya masih terus kurasakan.
Saya teringat sebuah kisah ketika seorang laki-laki datang menemui Nabi Muhammad SAW dan bertanya : “Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapat perlakuan baikku?”
Beliau menjawab : “Ibumu.”
Ia bertanya lagi : “Lalu siapa?”
Beliau menjawab : “Ibumu.”
Ia bertanya lagi : “Lalu siapa?”
Beliau menjawab : “Ibumu.”
Ia bertanya lagi : “Lalu siapa?” Beliau menjawab: “Bapakmu” (HR. Bukhari)

Sosok Ibuku
Begitu mulia martabat dan kedudukan seorang ibu, sampai manusia paling sempurna Nabi Muhammad SAW pun memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik dan berbakti kepada seorang ibu. Terpikir olehku sosok ibu dan ingin kukatakan, “Maafkan kenakalan anakmu ini. Doakan setiap ikhtiar perjuangan yang aku niatkan untuk membanggakanmu. Doamu adalah semangat juang untuk kesuksesan dan kebaikanku. Pintamu agar aku menjadi manusia yang berguna dan ingin kukatakan bahwa aku akan mengingat selalu pesan-pesanmu untuk berusaha menjadi manusia yang baik di tengah arus zaman yang semakin menggila ini…..” 


Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan : Hati Ibu Seluas Samudera


Kamis, 20 November 2014

PENEGUHAN VISI KONSERVASI



PENEGUHAN VISI KONSERVASI :
TINJAUAN EKOLOGIS PEMBANGUNAN  INFRASTRUKTUR DAN ARSITEKTUR HIJAU DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


Oleh: Muhammad Kridaanto
Mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas MIPA



PENDAHULUAN

Modernitas yang ditandai dengan perkembangan industri dan teknologi telah menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi semakin mempermudah kerja dari manusia tetapi di sisi lain dapat merugikan, misalnya terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Kekhawatiran ini terus direspon oleh berbagai kalangan. Masalah lingkungan hidup seperti pencemaran lingkungan, pemanasan global, perubahan iklim dan berbagai krisis lingkungan merupakan permasalahan hangat yang menjadi perhatian. Dunia internasional melalui konvensi perubahan iklim atau United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)[1] membahas mengenai permasalahan pengelolaan Lingkungan dan Pembangunan. Sedangkan dalam lingkup nasional, perhatian pemerintah terhadap masalah ini dituangkan melalui Undang-Undang  No. 32 tahun 2009.[2]
Universitas Negeri Semarang sebagai salah satu Universitas di Indonesia yang secara progresif merespon isu lingkungan hidup dengan mencanangkan diri sebagai kampus konservasi. Tepatnya pada tanggal 12 Maret  2010 Universitas Negeri Semarang (Unnes) mendeklarasikan diri sebagai Universitas Konservasi (Conservation University) yang Sehat, Unggul dan  Sejahtera (SUTERA). Pada tanggal tersebut menjadi starting point bagi Universitas Negeri Semarang khususnya civitas akademika untuk turut andil dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Maksud dari Universitas Konservasi adalah sebuah universitas yang dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi mengacu  pada prinsip-prinsip konservasi  (perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam dan seni budaya, serta berwawasan ramah lingkungan.[3]
Konservasi yang menjadi visi Unnes ini bukan hanya berhenti pada slogan saja, hal ini dibuktikan melalui berbagai kegiatan yang mendukung seperti program  zero waste (nirsampah), paperless (nirkertas), penghijauan dan lain sebagainya. Dalam kawasan kampus Unnes sendiri terus dilakukan regulasi untuk terus menggali nilai-nilai konservasi. Potret kebijakan dan tata kelola kawasan kampus diatur agar sesuai dengan kebijakan konservasi yang digalakkan.
Upaya konkrit visi konservasi dilakukan melalui kegiatan berwawasan  lingkungan dan pendidikan lingkungan hidup. Mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup menjadi mata kuliah umum yang wajib diambil oleh  mahasiswa di kampus Universitas Negeri Semarang.  Pendidikan lingkungan hidup dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui dan dapat mengelola secara bijaksana sumber daya dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kepentingan generasi yang akan datang diperlukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan atau perilaku yang membuat sumber daya kita tetap dapat dimanfaatkan secara lestari atau dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan (sustainable used).[4] Pengkajian pendidikan lingkungan terhadap relevansi pada pembelajaran di jurusan ataupun prodi yang ada di UNNES juga dilakukan. Salah satunya adalah gagasan Tsabit Anizar Ahmad (2013) dalam paper berjudul Pembelajaran Sejarah Berwawasan Lingkungan[5]. Dalam paper tersebut memuat tentang upaya mengembangkan pembelajaran sejarah berwawasan lingkungan sebagai roles model  dalam penanaman nilai pelestarian dan peduli lingkungan. Sehingga pembelajaran kuliah  dapat berintegrasi dengan penanaman cinta lingkungan.
Konsep Green Campus yang terus dikembangkan oleh Unnes dilakukan melalui upaya secara sistematis, masif dan terstruktur dalam hal manajemen lingkungan. Manajemen lingkungan yang menjadi ruang lingkupnya meliputi konservasi keanekaragaman hayati, arsitektur hijau dan sistem transportasi internal, pengelolaan limbah, kebijakan nirkertas dan kebijakan energi bersih.
Pembangunan dan konstruksi yang selayaknya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia justru menjadi penyumbang kerusakan alam terbesar. Secara global, sektor konstruksi mengkonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energy, dan 16% air. Selain itu konstruksi juga menyumbang emisi CO2 terbanyak, yakni 45%. Tentu solusi terbaiknya tidak menghentikan pembangunan, tetapi membangun dengan lebih  bijaksana, salah satunya dengan penerapan  Green Desain, sustainable dan hemat energi.[6] Keterkaitan pembangunan infrastruktur dan tata kelola ruang harus dikelola secara benar. Infrastruktur di kawasan kampus Unnes harus dilakukan dengan melihat tinjauan ekologis sehingga meminimalisir kerusakan pada lingkungan. Pembenahan dan perencanaan terhadap tata ruang di kawasan kampus Unnes sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam. Pengurangan penggunaan kendaraan bermotor dan mobil di kawasan kampus, penyediaan jalur pedestrian bagi pejalan kaki dan sepeda sebagai upaya untuk menggunakan energi secara efektif dan efisien. Terkait dengan permasalahan itu maka pada tulisan singkat ini akan mencoba membahas  topik ”Peneguhan Visi Konservasi: Tinjauan Ekologis Pembangunan Infrastruktur dan Arsitektur Hijau di Universitas Negeri Semarang”.

Pembangunan Jalur Pedestrian dan Sepeda
Ruby Phramesti dan  Nany Yuliastuti (2013) melakukan sebuah penelitian[7] mengenai pembangunan berkelanjutan di kawasan kampus Unnes dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis  capaian Unnes dalam manajemen kawasan kampus. Walaupun secara keseluruhan semua aspek dikategorikan baik, tetapi ada beberapa score yang perlu ditingkatkan karena memiliki nilai yang rendah. Ada 4 hal yang menjadi perhatian penulis dengan mencermati penelitian tersebut, yakni nilai indeks manajemen dari segi penghematan energy sebesar 2.14, nilai indeks aspek kenyamanan kampus Unnes sebesar 2.12, nilai indeks kualitas kurikulum yang telah dilakukan sebesar 2.11 dan nilai indeks untuk  dukungan pengembangan konservasi dalam riset dan kurikulum  adalah 2,07. Dengan penjelasan tingkat kemampuan berdasarkan Nilai Indeks untuk skor  0 – 1   artinya buruk; skor 1,1 – 2   artinya kukup dan skor 2,1 – 3   artinya baik.
Dari penelitian tersebut menjadi koreksi terutama dalam manajemen penghematan energi dan kenyamanan kampus Unnes. Penghematan energi di kawasan kampus Unnes memang belum dilakukan secara maksimal. Diperlukan beberapa alternatif kebijakan untuk terus melakukan penghematan ini. Kebijakan yang sedang berjalan adalah pelarangan menggunakan kendaraan bermotor pada jam kerja dan penggunaan armada bus kampus. Walaupun sudah ada bus dalam kampus, namun menjadi pertimbangan penulis untuk kembali memunculkan lagi ide transportasi hemat biaya dan menyehatkan yaitu sepeda dan jalan kaki.
Menumbuhkan gerakan jalan kaki dan bersepeda di kampus memang harus terus dilakukan.  Penyediaan sarana jaringan pejalan kaki yang aman dan nyaman (walkability) masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.  Berdasarkan riset[8] dari Dr. Lana Winayanti, MCP menyimpulkan bahwa peningkatan akses pejalan kaki dan fasilitas pendukungnya, serta mobilitas masyarakat akan akan meningkatkan efektifitas transportasi publik, menurunkan penggunaan energi, meningkatkan  keadilan sosial, serta fungsi kota sebagai pusat pengembangan ekonomi.
Dalam kaitan dengan pembangunan arsitektur hijau, hal ini terkait dengan sarana-prasarana yang tidak boleh melupakan nilai-nilai konservasi. Misalkan saja pembangunan sarana jalur pedestrian bagi pejalan kaki dan sepeda yang merupakan ruang terbuka dapat diberikan suasana “hijau” dengan memberi pohon-pohon yang rindang di sekitar jalur sebagai kanopi, karena berdasarkan pengalaman penulis ketika berjalan kaki pada siang hari dari Simpang Tujuh ke kampus FIS melalui trotoar yang diperuntukkan untuk pejalan kaki terasa sangat panas karena tidak ada pohon-pohon di sekitarnya. Pohon yang ditanam sepanjang jalur pedestrian juga akan menambah estetika selain dapat yang menambah kenyamanan bagi pejalan kaki dari panasnya sinar matahari. Karyono peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Energi mengatakan bahwa ketika matahari memancarkan panasnya melalui radiasi. Material keras menyerap energi panas namun pada saatnya dipancarkan kembali. Warna permukaan juga menentukan jumlah penyerapan panas, warna gelap menyerap sementara warna terang lebih banyak memantulkan panas radiasi. Akibat tertutupnya permukaan tanah oleh beton – baik berupa bangunan, parkir dan jalan, radiasi matahari diserap dan kemudian dilepaskan kembali ke udara sekitarnya.[9] Di sinilah dibutuhkan tumbuhan di sepanjang jalur hijau untuk mengurai CO2 dan meningkatkan O2. Sarana jalan menuju kampus menjadi masalah yang juga patut diperhatikan. Di jalan raya menuju kampus masih belum tersedia jalur pejalan kaki, sehingga harus “berebut“ dengan kendaraan bermotor dan mobil.
Penggunaan armada bus kampus bukan merupakan solusi yang brilian dalam “mempersempit” jarak. Karena bus merupakan model transportasi berbahan bakar fosil (fosil-fuel driven vehicle) yang merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui  (unrenewable  resources). Program sepeda kampus sebagai alternatif transportasi internal dalam kampus yang lebih ramah lingkungan tentu menarik untuk dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal. Sistem kelola yang profesional serta dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membuat civitas akademika khususnya mahasiswa lebih nyaman untuk menggunakan sepeda. Sistem yang dipakai bisa dengan mengimitasi sistem rental sepeda yang diterapkan di kawasan Kampung Inggris, Pare, Kediri.[10]

Efisiensi Energi dan Konversi Energi
Penghematan energi melalui manajemen energi juga tak luput dari perencanaan tata ruang arsitektur  hijau. Salah satu faktor penting dalam isu berkelanjutan adalah mengurangi ketergantungan manusia terhadap penggunaan sumber energi yang tidak terbarukan.[11] Salah satunya dapat dimulai dengan mengkonversi penggunaan energi listrik pada  lampu jalan di dalam kampus dengan pemanfaatan energi surya atau solar cell  yang mampu mengubah energi surya menjadi energi listrik.  Suryo Anggoro menyebut bahwa telah berkembang Hybrid Solar Lighting atau penerangan hibrid dengan energi matahari yang lebih efisien dalam memanfaatkan energi matahari. Upaya-upaya efisiensi untuk penerangan bangunan dapat dilakukan antara lain melalui penggunaan lampu hemat energi atau pemanfaatan photovoltaic serta modifikasi fasad, jendela dan bukaan dinding bangunan. Karena penerangan hibrid memberikan keleluasaan aplikasi dan pengembangan inovasi penerangan bangunan yang memanfaatkan energi matahari.[12] Informasi dan aplikasi teknologi yang efektif dan efisien juga tidak boleh ketinggalan. Dengan penemuan dan penelitian baik dari masukan internal maupun dari pihak eksternal akan memberikan percepatan bagi kampus Unnes dalam melakukan manajemen energi.
Dalam bidang energi, penelitian terhadap energi alternatif dan manajemen energi merupakan hal vital untuk terus dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi energi.[13] Termasuk di dalamnya dengan penggunaan teknologi yang hemat energi.

Ruang Terbuka Hijau yang Mencerdaskan
Penataan ruang yang berwawasan lingkungan diperlukan dalam pembangunan di kawasan kampus Unnes. Sehingga fungsi guna bangunan, pemanfaatan ruang dan penghematan penggunaan energi tanpa kehilangan nilai estetika dapat dilakukan.
Pembangunan kos-kos sekitar kampus yang begitu masif tanpa memperhatikan faktor sosial dan hanya melihat nilai ekonomi menjadi problematika baru. Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar Unnes mengenai tata ruang membutuhkan pembinaan, agar pembangunan kawasan sekitar kampus tidak semata-mata untuk mencari keuntungan ekonomi saja tetapi juga mempertimbangkan faktor lingkungan. Ketersediaan tanah resapan yang menjadi tumpuan kesediaan air tanah semakin menyempit yang disebabkan pembangunan bangunan, pavingisasi yang dilakukan di sekitar tempat tinggal dan penggunaan air sumur bor yang besar. Kondisi ini jelas mengganggu kelangsungan siklus hidrologi. Padahal peraturan mengenai pembangunan kota  yang didasarkan pada UU No. 26 Tahun 2007[14] tentang Tata Ruang Kota mengatur penataan ruang dengan tujuan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Pembangunan drainase di pinggir jalan menuju kampus juga harus diperhatikan, jangan sampai kita terlambat mengantisipasi dengan datangnya musim hujan yang membuat aliran air meluber ke jalan raya yang tentu membahayakan pengguna jalan bahkan merusak jalan raya.
Pemeliharaan dan peningkatan sarana-prasanara merupakan hal penting dalam pembangunan berwawasan lingkungan di Universitas Negeri Semarang. Tempat di kawasan kampus Unnes yang hampir memiliki multifungsi dan ramai adalah taman yang berada di antara kawasan Tugu Sutera, taman perpustakaan dan area sekitar auditorium.  Di sekitar daerah tersebut memang biasa ramai pada sore hari dan digunakan sebagai tempat berolahraga, berdiskusi dan hiburan.  Area terbuka tersebut digunakan untuk jogging, berdiskusi, rapat, mengakses internet lewat jaringan wifi dan kegiatan lain. Area yang dilengkapi dengan tempat duduk, gazebo dan penataan taman yang nyaman dan rindang menjadikan kawasan sebagai ruang terbuka hijau publik. Penataan kawasan taman di Unnes dapat ditingkatkan dengan melihat dan membandingkan Taman  Bungkul yang berada di Surabaya. Taman Bungkul memiliki fungsi yang bersamaan dalam satu waktu, seperti duduk-duduk dan ngobrol, kencan, membaca, makan-makanan ringan, bermain musik atau ngamen, berfoto, permainan anak-anak seperti sepeda, skate board,  autopet, dan lain-lain.Berbagai percampuran kegiatan ini, tanpa disadari, tidak saling mengganggu dan  tetap dalam keseimbangan.  Kegiatan inipun terbuka dilakukan pada siang dan malam hari.[15] Taman di Unnes dapat meniru Taman Bungkul. Mulai dari pengembangan penyediaan air keran siap minum dan taman baca outdoor. Impian penulis mengenai pembangunan taman baca outdoor yang dapat  dikembangkan di Unnes. Selain pertimbangan bahwa kampus adalah tempat mencari dan mengembangkan pengetahuan. Karena dunia kampus dan elemen yang berada di dalamnya memiliki tanggung jawab moral dalam membangun kesepahaman dan peningkatan kapasitas dari perguruan tinggi dalam membangun insan cendekia di Indonesia.[16]
Lokasi dari kawasan sekitar perpustakaan Unnes dapat ditata dengan fasilitas perpustakaan/taman baca outdoor.  Bangunan Open Air Library / KARO Architekten[17] yang berada di Magdeburg, Jerman merupakan salah satu bentuk perpustakaan gaya baru yang tidak hanya mengedepankan fungsi pendidikan, tapi juga fungsi sosial dan ekologis. Dari situ pemanfaatan kawasan Unnes khususnya taman dapat mulai dipikirkan dengan memaksimalkan fungsi taman sebagai tempat meningkatkan keilmuan yang ramah lingkungan. Bukankah sangat menarik untuk mengembangkan ruang terbuka hijau (taman) yang tidak hanya sejuk tapi juga mencerdaskan.

PENUTUP
Unnes telah mencanangkan diri sebagai Universitas Konservasi yang memuat berbagai tanggung jawab baru dan pembenahan secara terus menerus, baik dari segi internal maupun eksternal, yang berupa fisik (pembangunan) maupun non fisik (pendidikan lingkungan). Penguatan konsep green campus melalui pembangunan infrastruktur dan arsitektur hijau dapat dilakukan untuk menunjang konsep konservasi. Dalam hal ini ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan.

Pertama, pembangunan lalur pedestrian dan sepeda sebagai sarana konversi penggunaan sepeda motor dan mobil di kawasan Unnes. Serta sebagai upaya memasyarakatkan budaya berjalan kaki dan bersepeda di kawasan kampus yang aman, nyaman dan ramah lingkungan.

Kedua, efisiensi energi dan konversi energi dapat dimulai dengan melakukan konversi penggunaan energi listrik pada lampu jalan di dalam kampus dengan pemanfaatan energi surya atau solar cell atau Hybrid Solar Lighting yang mampu mengubah energi surya menjadi energi listrik. Efisiensi dan konversi energi adalah bukti kuatnya komitmen Unnes sebagai kampus yang ramah lingkungan.

Ketiga, Pembangunan drainase di pinggir jalan menuju kampus dan pemberian pengetahuan mengenai tata ruang dan dampaknya bagi lingkungan sangat penting. Pemanfaatan taman di kawasan Unnes agar tercipta ruang terbuka hijau yang segar dapat ditingkatkan dengan membangun penyediaan air keran siap minum dan taman baca outdoor. Outdoor Library akan menjadi ide yang menarik menciptakan ruang terbuka hijau yang bukan hanya segar dan nyaman tetapi juga mencerdaskan.


Pembangunan infrastruktur dan arsitektur hijau dengan berdasarkan tinjauan ekologis akan membuat pembangunan berjalan tanpa merusak alam. Framework togetherness dalam pembangunan infrastuktur di Unnes adalah tanggung jawab setiap komponen baik itu pejabat kampus, civitas akademika, masyarakat maupun pihak swasta. Agar nantinya harapan Unnes menjadi Universitas konservasi yang senantiasa bergerak dengan fungsi sebagai “penjaga alam”. Karakter konservasi di seluruh stake holder ini ditandai dengan sikap respect pada lingkungannya sehingga konservasi sebagai moral force (kekuatan moral). Jean Jacques Rousseau dalam The Social Contract[18] mengatakan bahwa perubahan dari masyarakat alami (state of nature) menjadi masyarakat sipil (civil state) menghasilkan pula perubahan yang sangat besar pada manusia, yaitu menghasilkan suatu watak moral (moral character) bagi tindakannya yang tidak dimiliki sebelumnya.
Perubahan yang dimaksud oleh Rousseau adalah dari kebebasan yang tidak terbatas menjadi kebebasan sipil yang dibatasi oleh kehendak umum. dalam konteks ini memanfaatkan alam adalah hak individu. Tetapi menikmati udara yang segar, air yang bersih adalah kehendak umum. Dan harapan bersama dari komunitas kampus Unnes ini akan muncul benih-benih yang turut aktif dalam menjaga kelestarian  sumberdaya alam dan lingkungan hidup di sekitarnya.




DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Tsabit Anizar. 2013. “Pembelajaran Sejarah Berwawasan Lingkungan”. Indonesian Journal of Conservation, Vol. 2, No. 1, hlm 74-83.
Anggoro, Suryo. 2009. “Hybrid Solar Lighting sebagai Alternatif Teknologi Penerangan Alami Bangunan untuk Efisiensi Energi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan”. J. Tek. Ling. P3TL-BPPT,  Vol. 10, No. 2 Hal. 121 – 228.
Barliana, M. Syaom dkk. “Belajar dari Kota Surabaya: Pengukuran Kualitas Objektif untuk Menentukan Prioritas Penataan Kota”. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, Vol.2 No.1 Januari 2013.
Karyono, Tri Harso. 2005. Fungsi Ruang Hijau Kota ditinjau dari aspek keindahan, kenyamanan, kesehatan dan penghematan energi”.  J.Tek. Ling. P3TL-BPPT, Vol. 6, No. 3, hlm 452-457.
……… 2006. “Kota Tropis Hemat energi : Menuju Kota Yang Berkelanjutan di Indonesia”. J.Tek. Ling. P3TL-BPPT, Vol. 7, No. 1, hlm. 63-71.
Kridaanto, Muhammad. “Dunia Kampus dan Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Koran Muria. 21 September 2013, hal 2.
……… “Meningkatkan Produktivitas melalui Teknologi”. Koran Sindo. 27 Agustus 2014, hal 7.
Nurkamdani, Andri  Rizky. 2010. “Green Urban Vertical Container House dengan Pendekatan Green Metabolist”. Laporan Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret  Surakarta.
Open Air Library / KARO Architekten. 2009. http://www.archdaily.com/39417/open-air-library-karo-architekten. diakses pada tanggal 15 September 2014
Phramesti, Ruby dan Nany Yuliastuti.  2013. “Kajian Keberlanjutan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Sebagai Kampus Konservasi (Studi Kasus UNNES Sekaran, Semarang)”. Jurnal Teknik PWK, Vol. 2, No. 1, hlm 183-190.
Rousseau, Jean Jacques. 1986. Kontrak Sosial, diterjemahkan oleh Sumardjo. Jakarta: Erlangga
Setyowati, Dewi Liesnoor dkk (ed). 2014.  Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Unnes Press.
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 mengatur tentang Tata Ruang Kota
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 mengatur tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Wahyudin, Agus dan DYP Sugiharto (ed). 2010. Unnes Sutera: Pergulatan Pikir Sudijono Sastroatmodjo Membangun Sehat, Unggul, Sejahtera. Semarang: Unnes Press.
Winayanti, Lana dkk. 2013. “Walkability and Pedestrian Facilities in Indonesian Cities (Kenyamanan Berjalan kaki dan Fasilitas Pejalan Kaki di Kota-kota Indonesia)”, Makalah Seminar Nasional Hari Habitat Dunia, Jakarta.







[1] UNFCCC merupakan lembaga independen dan bukan merupakan bagian dari PBB. Rumusan kerangka kerjanya mengenai perubahan iklim internasional.
[2]  Undang-undang ini mengatur tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
[3] Lihat Agus Wahyudin dan DYP Sugiharto (ed), Unnes Sutera: Pergulatan Pikir Sudijono Sastroatmodjo Membangun Sehat, Unggul, Sejahtera, Unnes Press, 2010, hlm. 86.
[4]  Baca Dewi Liesnoor Setyowati, dkk (ed),  Pendidikan Lingkungan Hidup, Universitas Negeri Semarang, 2014, hlm. 5.
[5] Lebih lanjut baca Tsabit Anizar Ahmad, “Pembelajaran Sejarah Berwawasan Lingkungan”. Indonesian Journal of Conservation Vol. 2 No. 1. Juni 2013, hlm. 74-83.
[6] Dikutip dari Andri  Rizky  Nurkamdani, “Green Urban Vertical Container House dengan Pendekatan Green Metabolist”, Laporan Tugas Akhir, Universitas Sebelas Maret  Surakarta, 2010, hlm. 6.
[7] Cermati Ruby Phramesti dan  Nany Yuliastuti, “Kajian Keberlanjutan Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai Kampus Konservasi (Studi Kasus: UNNES Sekaran, Semarang)”, Jurnal Teknik PWK; Vol. 2; No. 1; 2013; hal. 183-190.
[8] Cermati Dr. Lana Winayanti, “Walkability and Pedestrian Facilities in Indonesian Cities (Kenyamanan Berjalan kaki dan Fasilitas Pejalan Kaki di Kota-kota Indonesia)”, Makalah Seminar Nasional Hari Habitat Dunia.
[9] Lihat Tri Harso Karyono,  2005, “Fungsi Ruang Hijau Kota ditinjau dari aspek keindahan, kenyamanan, kesehatan dan penghematan energi”,  J.Tek Ling P3TL-BPPT . 6. (3): 452-457.
[10] Syarat rental sepeda dengan menggunakan Kartu Identitas asli yang masih berlaku (KTP, SIM). ID card berfungsi sebagai jaminan untuk penyewaan sepeda dan akan dikembalikan saat peminjam sudah mengembalikan sepeda yang disewa.
[11] Lihat Tri Harso Karsono, 2006,Kota Tropis Hemat energi: Menuju Kota Yang Berkelanjutan di Indonesia”, J. Tek Ling. P3TL-BPPT. 7. (1): 63-71.
[12] Cermati Suryo Anggoro, 2009, “Hybrid Solar Lighting sebagai Alternatif Teknologi Penerangan Alami Bangunan untuk Efisiensi Energi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan”, J. Tek. Ling P3TL-BPPT,  Vol. 10 No. 2 Hal. 121 – 228.
[13] Baca Muhammad Kridaanto, “Meningkatkan Produktivitas melalui Teknologi”, Kolom Debat Poros Mahasiswa Koran Sindo, 27 Agustus 2014, hlm. 7.
[14] Undang-Undang yang mengatur tentang Tata Ruang Kota
[15]  Simak dari M. Syaom Barliana dkk, 2013, “Belajar dari Kota Surabaya: Pengukuran Kualitas Objektif untuk Menentukan Prioritas Penataan Kota”, Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia, Vol.2 No.1.
[16]  Baca Muhammad Kridaanto, “Dunia Kampus dan Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Kolom Sudut Pandang Koran Muria, 21 September 2013, hlm. 2.
[17] Lihat Open Air Library / KARO Architekten, http://www.archdaily.com/39417/open-air-library-karo-architekten , 2009, diakses pada tanggal 15 September 2014)
[18] Nukilan dari Jean Jacques Rousseau, 1986, Kontrak Sosial, diterjemahkan oleh Sumardjo, Jakarta : Erlangga.



Esai ini (versi ASLI dari penulis) menjadi salah satu esai yang masuk 15 besar Lomba Esai Konservasi dan dibukukan dalam antologi "Pelangi Universitas Konservasi edisi 2014"

Kamis, 23 Oktober 2014

Meningkatkan Produktivitas melalui Teknologi


Kolom Poros Mahasiswa Koran Sindo Rabu  27  Agustus 2014
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Selain luas wilayah dan sumber daya manusia yang besar, bangsa ini dipandang juga sebagai bangsa yang besar. Namun, dekade terakhir mulai muncul masalah dalam ketersediaan energi dan pangan.
Dalam kerangka ini penting untuk melihat Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem kosmopolit dunia. Sangat perlu kiranya kita membuka diri dengan negara-negara lain. Teknologi yang berkembang dan diproduksi khususnya oleh negara maju telah menghasilkan alat-alat canggih dalam menghadapi krisis energi dan pangan.
Ini dapat dicontoh dari kebijakan negeri ini, praktik pengembangan varietas baru dalam dunia pertanian akan membuat ketahanan pangan kita dapat bertahan. Ini tentu dibutuhkan penelitian maupun teknologi yang modern demi menghasilkan varietas pangan yang lebih produktif dan tahan hama. Dari hasil varietas terbaik ini dapat digunakan sebagai bahan dalam merancang sistem ketahanan pangan yang berkelanjutan. Di tingkat lanjut swasembada pangan dan peningkatan daya saing global dari hasil pertanian melalui perluasan perdagangan ke negara-negara lain dapat dilakukan.
Pelajaran berharga dapat kita ambil dari sosok Norman Borlaug melalui Revolusi Hijau yang menyelamatkan jutaan orang dari bencana krisis pangan. Negeri ini juga memiliki ilmuwan-ilmuwan dari Institut Pertanian Bogor yang dapat mengembangkan jejak Revolusi Hijau. Lembaga riset di IPB dapat menjadi pionir dalam proses meneliti dan mengembangkan hasil-hasil pertanian melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan kepada para petani mengenai penggunaan bioteknologi pertanian juga hal yang penting. Penyuluh pertanian bertanggung jawab dalam membina para petani untuk selalu menggunakan teknologi modern guna meningkatkan produktivitas pertanian. Pemerintah juga berperan dalam mengawal harga-harga kebutuhan pertanian seperti bibit dan pupuk serta mengawal harga panen ketika anjlok.
Dalam bidang energi, penelitian terhadap energi alternatif dan manajemen energi merupakan hal vital untuk terus dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi energi.
Energi alternatif yang sedemikian banyak sebagai contoh pembangkit listrik tenaga air dan pembangkit listrik tenaga angin yang belum dioptimalkan. Sinar matahari juga mulai diteliti sehingga lahir  solar cell yang mulai menarik perhatian para ilmuwan-ilmuwan sehingga lahir mobil yang menggunakan energi matahari. Pendidikan mengenai lingkungan hidup juga perlu diberikan kepada masyarakat agar pengetahuan mengenai isu penggunaan energi, krisis energi, dan efisiensi energi sangat penting guna memberi gambaran masyarakat mengenai ketahanan energi.
Hingga memang pembangunan teknologi guna mencari energi alternatif menjadi hal yang penting. Dalam hal ini kiranya kita dapat belajar dari negara lain dalam manajemen energi. Mereka mulai meninggalkan ketergantungannya terhadap bahan bakar fosil sehingga perekonomiannya lebih kuat.
Permasalahan ketahanan energi dan pangan dapat diatasi dengan keoptimisan. Di satu sisi dengan membuka diri terhadap percaturan dunia guna melakukan perubahan teknologi secara efektif dan efisien

Tingkatkan Peran Negara

Kolom Debat Kampus, Harian Suara Merdeka KAMIS, 21-AGUSTUS -2014


Tahun ini, hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-69 diperingati dengan cukup berbeda. Karena bersamaan dengan adanya pemilu legislatif dan pemilu presiden yang digelar di tahun ini membawa suasana baru dan harapan baru bagi bangsa Indonesia. Sejarah telah mencatat bahwa kemerdekaan bangsa ini bukanlah pemberian dari kaum imperalisme, tetapi hasil perjuangan secara kolektif rakyat yang didorong oleh rasa kesamaan nasib. Di bawah kekejaman penjajahan membuat rakyat bekerja sama dan menghilangkan egoisme pribadi, kelompok maupun golongan untuk bersama-sama mewujudkan kebebasan dan kemerdekaan sebagai sebuah bangsa.
Dalam peringatan HUT RI ini tentu niai-nilai kesejarahan yang telah terukir tak akan hilang begitu saja.
Pelajaran berharga yaitu kebersamaan dan sikap altruis dalam menomorsatukan kepentingan negara di atas kepentingan individu dan kelompok harus terus dipupuk. Apalagi dengan terpilihnya wakil-wakil rakyat dan presiden serta wakil presiden tentu menjadi awal bagi penguatan terhadap peran ini.
Negara harus kembali meningkatkan perannya secara maksimal dengan menunjukkan kualitas dalam kinerja, memahami peranannya dan melihat tantangan di masa depan.

Selasa, 30 September 2014

Ojo Adigang Adigung Adiguna

Oleh : Muhammad Kridaanto

Manusia memang tempat salah dan khilaf, begitulah pepatah yang sering kita dengar. Mungkin pepatah ini cocok untuk pengalamanku yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sekitar dua minggu yang lalu, ketika pulang dari sebuah pusat perbelanjaan di kota Semarang ada pengalaman yang membuatku tak bisa melupakannya. Saat itu niat untuk membeli sebuah HP (handphone) untuk mengganti HP lama yang sudah agak eror. Malangnya ketika sudah mencari-cari ternyata belum ada yang cocok, khususnya terkait faktor finansial dan spesifikasi. Hingga akhirnya dengan berat hati harus pulang dengan tangan kosong.
Mental saya kembali diuji, yang ditambah dengan panas sinar matahari yang menyengat dan rasa capek yang menyelimuti badan. Setelah keluar dari pusat perbelanjaan dan mengendarai sepeda motor untuk kembali ke kampus. Saat itu motor saya berhenti karena sebuah lampu lalu lintas yang sedang menunjukkan warna merah yang mengartikan agar para pengguna jalan untuk berhenti. Lampu lalu lintas di jalan itu memang memiliki durasi lampu merah yang cukup lama, hal ini mengharuskan para pengguna jalan untuk bersabar. Saat itu posisi motor saya berada di pinggir dan di barisan depan, sehingga ketika lampu sudah berwarna hijau dapat leluasa untuk melaju lagi.
Ada gelagat yang tak beres, hal ini saya rasakan karena mendengar suara klakson sepeda motor dari barisan belakang, padahal warna lampu masih merah. Tiba-tiba sebuah benturan dari belakang mengenai sepeda motor saya. 
Lalu saya pun dengan segera melihat ke arah belakang dan agak sedikit marah dan berujar : “Maksudnya apa?”
Lalu di pengendara yang menabrak motor itu pun bilang dengan nada sinis : “Ayo sini minggir dulu! Kita selesaikan dulu semuanya.”
Karena sesaat kemudian suara klakson bersahutan dan saya melihat lampu telah menunjukkan warna hijau yang menyuruh para pengguna untuk segera jalan. Dengan tak menghiraukan ucapan pengendara yang menabrak, saya pun melajukan kembali sepeda motor. Di luar dugaan ternyata pengendara yang menabrak saya malah melajukan motornya di samping saya sambil marah-marah dan menyuruh saya berhenti. Karena kaget dan takut ternyata badan orang tersebut besar dan tinggi dengan mata yang seakan penuh bara api, saya pun lebih melajukan motor dengan lebih cepat lagi. Peristiwa ini begitu cepat terjadi, hingga hal ini menjadi ajang kejar-kejaran, bukan saya yang mengejar si penabrak, malah sebaliknya.
Dengan sigap saya melewati motor dan mobil di jalan raya begitu pula dengan penabrak saya tersebut. Sampai saya melihat indikator bensin yang tinggal satu digit, artinya bensin di sepeda motor saya hampir habis.
Saat melihat sebuah SPBU, saya memutuskan untuk menghentikan laju kendaraan, begitu pula dengan kendaraan yang telah mengejar saya pun menghentikan kendaraannya di samping motor saya. Saat itu keadaan SPBU cukup ramai dengan antrean sepeda motor yang berurutan untuk kembali mengisi bahan bakar kendaraan masing-masing.
Si penabrak pun tiba-tiba berkata dengan setengah berteriak : “Ayo selesaikan yang tadi! Maksudnya apa?”
 “Ketika tadi di rambu lampu lalu lintas, motor bapak telah menabrak motor saya, sehingga karena agak emosi, saya berucap dengan nada yang agak marah. Saya minta maaf atas kejadian tadi.” jawab saya.
Tetapi dari raut muka si penabrak menunjukkan rasa marah dan tidak terima, malah seperti ingin mengajak saya berkelahi.
Dengan menguatkan diri, saya berusaha tidak mau meladeni kata-kata makian dari si penabrak, di samping suasana SPBU yang ramai juga karena tak ingin ada perkelahian. Sampai ada seorang bapak yang selesai mengisikan bahan bakar motornya menghampiri kami yang memang terlihat sedang perang mulut. Bapak tersebut sudah cukup tua, ucapannya pun begitu bijak dan bagaikan bapak yang ingin melerai anak-anaknya yang sedang bertengkar.
Sang bapak lalu bertanya kepada kami apa yang terjadi. Secara mengejutkan si penabrak malah menjawab bahwa dirinya ditabrak dari belakang oleh saya.
Karena merasa telah difitnah saya membela diri dengan mengatakan bahwa keadaan yang sesungguhnya terbalik, saya yang telah ditabrak.
Si penabrak pun merasa terpojok dan dengan setengah memaksa tiba-tiba menarik tangan saya menjauh dari bapak tua tersebut dan berbisik : “Ayo selesaikan tempat lain, saya ini aparat.”
Sontak saya kaget dan menolak serta menarik tangan saya lagi.
Merasa kondisi sudah tidak bisa diselesaikan dengan kepala dingin, apalagi saya tahu bahwa si penabrak adalah seorang “aparat pemerintah”.
Lalu saya mengucapkan permintaan maaf lagi dan meminta agar perseteruan ini segera diakhiri, saya juga bilang sudah memaafkan ulah si penabrak.
Si penabrak tetap tidak terima, malah saat akhir perseteruan ini si penabrak menyuruh saya untuk memberi uang 50 ribu rupiah untuk ganti bensin mengejar saya. Untuk mengakhiri peristiwa yang “aneh” ini akhirnya saya buka dompet, saya masukkan uang 10 ribu ke saku jaketnya.
Masih dengan muka yang marah si penabrak lalu meninggalkan saya, setelah sebelumnya mendorong motor saya sehingga terjatuh dan lalu melajukan kembali motornya.

Keadaan itu benar-benar menguras energi saya, timbul rasa marah, kesal, capek, sedih sekaligus iba. Saya sudah berjanji untuk tidak akan menggunakan kekerasan. Hal ini sudah menjadi keputusan saya karena terinspirasi Ahimsa (paham pantang kekerasan) dari Mahatma Gandhi. Gandhi pun pernah menulis di otobiografi miliknya “Manusia dan perbuatannya adalah dua hal yang berbeda. Jika perbuatannya itu baik akan diterima dengan baik, tapi jika perbuatan itu jahat akan ditentang … Bencilah dosanya, tapi jangan orang yang berbuat dosa….” (1)
Saya marah karena si penabrak adalah orang Jawa yang lupa pada sebuah ungkapan yang mengandung falsafah tinggi yaitu Ojo Adigang Adigung Adiguna. Ungkapan tersebut memberi maksud agar apapun jabatan, pangkat yang tinggi maupun harta yang melimpah janganlah menjadikan kita menjadi sombong dan angkuh.
Adigang adalah ’kijang’ adigung ’gajah’ dan adiguna ’ular’ ketiganya mati bersama dalam pertikaian karena kesombongan masing-masing. (2)
Di situlah mungkin pelajaran yang saya dapatkan dari pengalaman ini yaitu melatih kesabaran dan komitmen ahimsa serta pelajaran untuk menahan diri dari sikap sombong dan angkuh. Karena sejatinya memang benar tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa atas segalanya.


Referensi :
1. Gandhi, M.K. (1958). Semua Manusia Bersaudara (Kustiniyati Mochtar). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan PT Gramedia.
2. Budiyanto, Eko Wahyu. Pandhegan Aja "Adigang, Adigung, Adiguna, Sapa Sira Sapa Ingsun". (23 Februari 2013). Suara Merdeka Online diakses tanggal 25 September 2014 dari

Sumber gambar :

http://serbaserbiallartikel.blogspot.com/2013/05/kampanye-anti-kekerasan-anak-tanggung.html


“Tulisan ini disertakan dalam kontes GA Sadar Hati –Bahasa Daerah Harus Diminati

*** Tulisan ini mendapat Juara 1 (Pertama) dalam Lomba GA Sadar Hati - Bahasa Daerah Harus Diminati https://belalangcerewet.com/2014/10/20/pemenang-kontes-sadar-hati/