Sabtu, 01 Juni 2013

Mahasiswa Meneropong Pilgub

Oleh : MUHAMMAD KRIDAANTO

Drama pementasan telah dimulai, lampu-lampu gemerlap dan berbagai interior di pajang untuk memeriahkan acara yang digelar empat tahunan tersebut.

Inilah drama kehidupan yang bernama Pemilihan Gubernur atau Pilkada Jawa tengah. Dengan tenggang waktu yang terus mendekat, atmosfernya sudah demikian terasa di telinga, mata dan hati kita. Gelaran akbar yang bernama pesta demokrasi untuk rakyat ini akan diadakan tanggal 26 Mei 2013.

Rakyat yang akan diberikan pesta ini nampaknya belum terlalu mengetahuinya. Entah karena tidak mau tahu atau ketinggalan informasi. Salam satu elemen dari masyarakat adalah mahasiswa. Mahasiswa dianggap sebagai salah satu elemen masyarakat yang memiliki potensi dan peran yang dianggap lebih memadai.

Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebutkan ada lima fungsi kaum intelektual, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayan dan bersama mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik. Mahasiswa menjadi objek maupun subjek yang demikian potensial dalam memberikan suatu power maupun kesigapan dalam drama kegiatan kali ini. Peran mahasiswa yang berada di struktur tengah, memiliki kemampuan untuk menyambung kepentingan elit dan rakyat jelata. Mereka memiliki kemampuan bahasa yang lengkap, mampu berkomunikasi dengan birokrasi, tapi juga mampu menampung suara yang di bawah.

Dalam percaturan politik tahun ini, yang melibatkan euforia yang demikian bombastis akan berpengaruh terhadap gerak mahasiswa, apalagi boleh dibilang inilah tahun politk yang super panjang menjelang 2014. Maka mahasiswa memiliki kunci dan peran yang demikian dahsyat dalam memanfaatkan hal ini untuk kepentingan rakyat atau sebaliknya.

Mahasiswa bukanlah alat komunikasi politik yang hanya sekedar menyambungkan kepentingan kaum elit ke tengah-tengah masyarakat dengan kata-kata yang indah. Tetapi Mahasiswa adalah suatu filter dalam koridor alat komunikasi politik yang memiliki power untuk mengubah kepentingan politik menjadi kepentingan bersama rakyat. Hal ini tidak dapat diwujudkan dengan orientasi mahasiswa yang menjadi pelayan-pelayan komunikasi layaknya sebuah provider telekomunikasi yang profit oriented. Pengetahuan dan keberanian yang khas ala mahasiswa mampu menjadi dasar dari munculnya pemimpin daerah yang berkompeten.

Dan tentu layaknya seorang yang sedang memilih maka proyeksi yang menjadi targetan harus diketahui secara benar. Di sinilah teropong itu harus dimiliki, meneropong dan lakukan yang terbaik untuk Jawa Tengah, karena rakyat akan menitipkan amanah kepada mahasiswa sebagai seorang peneropong sekaligus penyampai kepentingan masyarakat Jawa Tengah.

MUHAMMAD KRIDAANTO (Mahasiswa UNNES angkatan 2010)

0 komentar :

Posting Komentar

Berikan komentar Anda untuk tulisan di atas...,