oleh: Muhammad Kridaanto
Aktivitas menulis menjadi daya dukung vital peradaban manusia sejak dulu sampai masa sekarang. Melalui tulisan kita bisa mengetahui pemikiran yang ada dalam benak penulis dalam konteks waktu. Kontinuitas ilmu pengetahuan yang diendapkan pun menjadi lebih rapi karena sudah ditulis dan generasi selanjutnya tinggal meneruskan estafet pengembangan. Itulah alasan pokok sebuah tulisan sangat berguna untuk peradaban manusia.
Tulisan yang dihasilkan oleh penulis dan dituangkan dalam aksara, dominan memiliki keterkaitan dengan unek-unek (perasaan) dari sang penulis. Sehingga terjadi relasi kuat antara faktor kejiwaan yang sedang dialami sang penulis dan tulisan yang dihasilkan. Sebuah jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Karen A. Baikie & Kay Wilhelm (2005) dalam bidang Psychiatric Treatment menyimpulkan bahwa kegiatan menulis bermanfaat untuk mengurangi rasa traumatik, stres dan emosi (atau disebut tulisan ekspresif) yang memberikan efek menguntungkan secara fisik dan kesehatan psikologis atau kejiwaan. Hal ini diperkuat pula oleh hasil penelitian dalam negeri yang dilakukan Harry Theozard Fikri (2012) yang menunjukkan manfaat dari menulis pengalaman emosional sebagai terapi ekspresif terhadap faktor emosional.
Penulis juga rasakan hal yang sama ketika menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Misalkan saja dalam keseharian, kita sering tiba-tiba merasakan kemarahan, kesedihan, atau perasaan lainnya yang mengguncang kejiwaan. Mengungkapkan perasaan dengan menulis akan membantu meredakan rasa emosional yang bergejolak. Ketika sudah tumbuh self controlling (pengendalian diri) yang baik, tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat diramu menjadi tulisan yang ramah untuk dibaca tanpa meninggalkan daya kritis dan ekspresif. Kasus kebakaran hutan, illegal logging, maupun kenaikan harga BBM yang membuat rasa jengkel dan marah, menjadi inspirasi dari sebuah tulisan. Jika tulisan tersebut diolah dengan sumber data dan diperkuat dengan pendapat ahli, maka tulisan yang dihasilkan akan menjadi lebih berbobot.
Dari kegiatan menulis, tingkat stres akan berkurang dan tulisan yang dibuat dapat ikut menambah wacana dalam peradaban sekitar kita. Apalagi jika tulisan tersebut bisa muncul di publik yang lebih luas, baik di media massa maupun dicetak menjadi sebuah buku. Tentu kita akan lebih bersemangat dalam kegiatan menulis, karena selain mengurangi tingkat stres dan menyehatkan diri, juga sebagai wujud partisipasi dalam peradaban.
Lalu tunggu apa lagi, ayo menulis untuk peradaban dan kesehatan!
--------------------------------------
Tulisan ringan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Internasional tanggal 7 April yang diadakan oleh Penerbit Deepublish dan menjadi Juara 1. ^_^
Selamat ya mas atas kemenangannya :)
BalasHapusBtw, aku mau ngasih tau juga kalo di blog aku lagi ada Giveaway :) http://gebrokenruit.blogspot.com/2015/05/giveaway-kedua-mfrosiy.html Ditunggu partisipasinya ya :) Tuliskan aspirasimu dan tebarkan inspirasi terhadap sesama. Selamat berkreasi.
Terima kasih mas. :)
HapusWah saya nunggu yg give away hadiah buku-buku non fiksi mas, mohon infonya kalau ada, atau voucher buku. hehehe...,
Terima kasih sdh berkunjung di blog yg jarang aktif ini. :)
Setuju banget, Mas, bahwa menulis itu menyehatkan :)
BalasHapusIya, pak ustadz. :-) Terima kasih sdh mampir di blog ini. hehe
BalasHapus