Rabu, 01 Januari 2014

Generasi Pancasilais, Mungkinkah?

Oleh : Muhammad Kridaanto *)

DI tengah-tengah berbagai masalah di negeri ini, kian terasa perlunya wacana yang gencar untuk tidak hanya berhenti dengan memperingati (Hari Kesaktian) Pancasila, tetapi lebih dari itu ajakan untuk mempelajari dan mengamalkannya. Selain sebagai falsafah dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila memiliki kekuatan sebagai alat pemersatu bangsa sekaligus sebagai komponen dalam membentuk nation and character building.

Rasanya telah lama kita hanya mengingat sila-sila tanpa memaknai, apalagi mengetahui poin-poin pengamalan Pancasila dan penjabarannya. Sementara pada saat yang bersamaan, setiap hari kita disuguhi berita mengenai mahalnya harga bahan kebutuhan pokok, korupsi, dan aneka tindak kriminal. Seakan-akan kita telah kehilangan garis pijakan dan rasa kebersamaan sebagai sebuah bangsa.


Dari yang Muda

Upaya untuk membangkitkan kesadaran bersama dalam rangka membangun negara ini harus segera dilakukan. Perlu penanaman identitas dan nilai luhur bangsa, khususnya kepada generasi muda dan masyarakat pada umumnya sehingga tumbuh kesadaran akan pentingnya kebersamaan dalam sebuah bangsa.


Di sinilah makna strategis dunia pendidikan dan potensi generasi muda sebagai pembawa angin perubahan sekaligus modal untuk mengenalkan kembali nilai-nilai moral Pancasila. Dengan jumlah generasi muda yang cukup banyak, upaya dalam menanamkan nilai-nilai luhur bangsa dalam rengkuhan Pancasila pun harus segera dilakukan.

Pemberian pesan moral dengan memasang iklan/reklame kecil di tempat-tempat umum yang berisi nilai-nilai Pancasila untuk mengingatkan dan memasyarakatkan Pancasila agar masyarakat mengingat dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut merupakan salah satu contohnya. Selain itu, memasukkan nilai-nilai moral Pancasila, seperti kejujuran, tanggung jawab, tenggang rasa, dan menjunjung persatuan dalam dunia kampus. Dengan begitu, diharapkan generasi muda memiliki kepercayaan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu bagi bangsa sekaligus pendorong kemajuan bangsa.


Potensi Kampus

Kultur yang berkembang di kampus Universitas Negeri Semarang meupakan setting yang potensial untuk menggalakkan iklan-iklan masyarakat mengenai nilai-nilai Pancasila. Namun iklan ini tentu tidak ada artinya apabila tidak dibarengi dengan pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari.

Dunia kampus memiliki potensi ini, termasuk Unnes yang saya yakin kelak akan melahirkan lulusan yang berkualitas. Berkualitas bukan hanya menguasai pengetahuan/keterampilan saja, melainkan juga mampu memberikan kontribusi secara nyata dengan membangun lingkungan sekitar dengan bersendikan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, kita akan mendapati pemuda yang tidak hanya pandai dalam bidang ilmunya saja tetapi juga memiliki jiwa pancasilais yang mementingkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadinya dan menjunjung persatuan di atas segalanya.

Saya teringat kata-kata Gus Dur, “Tidak penting apa pun agama dan sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.”

Karena itu, saya yakin, semangat kebersamaan dan kesadaran untuk saling mendukung akan menambah amunisi bagi terwujudnya cita-cita bersama, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

–Muhammad Kridaanto, mahasiswa semester VII Jurusan Fisika FMIPA Unnes dan Ketua IPNU Komisariat Unnes

diterbitkan tanggal  9 Oktober 2013

0 komentar :

Posting Komentar

Berikan komentar Anda untuk tulisan di atas...,